indonesiagemstones.weebly.com
Batu Bacan bearasal dari Bacan. Bacan adalah sebuah nama
pulau. Awalnya, batu bacan dihasilkan di Pulau Kasiruta. Tetapi, batu ini lebih
dikenal dengan sebutan batu bacan karena Pulau Bacan lah tempat batu ini
diperdagangkan. Pulau Bacan terletak di ibukota kabupaten Halmahera
Selatan. Pulau Bacan merupakan pulau yang subur dengan banyak pohon
buah-buahan, ikan dan hasil laut seperti rumput laut, mutiara dan teripang
dan kaya dengan hasil perkebunan seperti coklat, kopra, cengkeh dan
sekarang ini daerah Bacan Timur mulai banyak ditanami pohon pala.
Batu bacan adalah termasuk jenis batu mulia yang telah
melambungkan namanya ke mancanegara, bukan hanya di masa sekarang melainkan
sejak abad pertengahan dimana kawasan ini menjadi pusat rempah-rempah dunia. Meski pamor batu bacan menguat beberapa tahun
belakangan di kalangan peminat batu mulia namun sebenarnya orang di kawasan
empat kerajaan Maluku (Terante, Tidore, Jailolo, dan Bacan) sudah mengetahui
jauh sebelumnya. Nama pulau penghasil batu bacan sendiri adalah Pulau Kasiruta.
Akan tetapi, penisbahan nama bacan diawali dari tempat pertama kali batu itu
diperdagangkan, yaitu Pulau Bacan yang tidak seberapa jauh jaraknya dari Pulau
Kasiruta.
Batu bacan merupakan 'batu hidup' karena kemampuannya
berproses menjadi lebih indah secara alami ataupun cukup dengan mengenakannya
setiap hari dalam bentuk cincin, kalung, ataupun kepala sabuk. Batu bacan
dengan inklusi atau serat batu yang banyak secara perlahan akan berubah menjadi
lebih bersih (bening) dan mengkristal dalam waktu bertahun-tahun.
Tidak hanya mampu 'hidup' berubah warna secara alami,
batu bacan juga untuk beberapa jenis dapat menyerap senyawa lain dari bahan
yang melekatinya. Seperti sebutir batu bacan hijau doko yang dilekatkan dengan
tali pengikat berbahan emas mampu menyerap bahan emas tersebut sehingga bagian
dalam batunya muncul bintik-bintik emas.
Kemampuan batu bacan yang berubah warna secara alami dan
mencerap bahan melekatinya itulah yang membuat pecinta batu mulia di luar
negeri dari China, Arab, dan Eropa tercengang dan kagum terhadapnya. Selain
itu, batu bacan juga memiliki tingkat kekerasan batu 7,5 skala Mohs seperti
batu jamrud dan melebihi batu giok. Dengan keistimewaan dan keunggulan batu
bacan itulah banyak pecinta batu mulia dari luar negeri memburunya sejak tahun
1994. Di Indonesia sendiri batu ini baru popular belakangan sejak 2005 dimana
sekarang harganya sangat mahal serta kurang logis bagi orang awam.
Batu bacan diketahui telah menjadi perhiasan hampir
setiap warga sejak masa empat kesultanan (Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan)
di Maluku Utara, baik itu oleh pria maupun wanita. Bahkan, batu bacan terbaik
menjadi penghias mahkota para sultan yang masih ada hingga saat ini seperti
pada mahkota Kesultanan Ternate. Sering pula batu ini menjadi hadiah bagi tamu
yang menyambangi pulau-pulau di Maluku. Tahun 1960 saat Presiden Soekarno
berkunjung ke Pulau Bacan dihadiahi warga di sana berupa batu bacan. Presiden
SBY juga sempat menghadiahi Presiden Amerika Serikat, yaitu Barrack Obama
berupa cincin batu bacan saat berkunjung ke Indonesia.
Apabila Anda menyambangi Ternate, Tidore, Jailolo, atau
pun Pulau Bacan maka pastikan mendapatkannya untuk sebuah cenderamata. Akan
tetapi, perlu kecermatan memilih atau mintalah saran orang yang memahaminya
terkait keasliannya. Hindari pula membeli batu bacan 'mati' yang dibentuk jadi
mata kalung atau mata cincin dimana terkadang batu tersebut tidak akan proses
lagi.
Sebagai informasi bahwa jenis batu bacan
berkualitas yang umum dikenal dan beredar di pasaran ada dua, yaitu bacan doko
dan bacan palamea. Bacan doko kebanyakan berwarna hijau tua sedangkan bacan
Palamea berwarna hijau muda kebiruan. Nama palamea dan doko sendiri diambil
dari nama desa di Pulau Kasiruta. Kedua desa tersebut memiliki deposit batu
bacan cukup banyak selain di desa Imbu Imbu dan Desa Besori. Batu bacan sendiri
merupakan jenis batu krisokola yang kebanyakan berwarna hijau kebiruan.
Kekerasan awal batu ini berkisar antara 3-4 pada skala Mohs. Batu Bacan
berkualitas adalah yang telah mengalami proses silisifikasi sehingga
kekerasannya mencapai 7 pada skala Mohs. Batu bacan yang sudah memproses alami
akan terlihat mengkilat dan keras ketika sudah diasah.
Cara Mengetahui Batu Bacan Asli atau Palsu
Cara pertama: Menggireskan batu bacan pada kaca atau
cermin. Batu bacan dengan tingkat kekerasan 7 skala mohs mampu menggores kaca.
Jika kaca itu tergores bisa dikatakan batu itu asli
Cara kedua: Melihat batu bacan dengan kaca pembesar.
Cara ini banyak dilakukan terhadap berbagai jenis batuan kristal. Batu bacan
asli jika dilihat menggunakan kaca pembesar lalu disinari (senter) akan
terlihat kotoran atau serat didalamnya atau ada semacam bercak walaupun hanya
sedikit sedangkan yang palsu akan terlihat mulus tanpa noda
Cara ketiga: Jika batu bacan dipanaskan menggunakan api
akan keluar minyak, namun setelah dilap mengguanakan kain akan kembali seperti
semula mengkilap. Sedangkan yang sintetis atau palsu tetap meninggalkan bekas
warna agak kusam.
Sumber:
akiks.com.
indonesia.travel
batu-bacan.com