Bukan karena ingin ikut-ikutan mengomentari booming cincin batu akik, tulisan ini muncul.
Kalaupun iya, biarlah ia menjadi penyeimbang tulisan lain yang dianggap tidak
memihak penyenang batu akik. Karena tidak
sedikit tulisan yang membahas tentang fenomena ini dan memunculkan
istilah-istilah baru terkait dengan booming batu akik, ada yang pro dan kontra,
sebut saja satu istilah “kegoblokan
kolektif”. Sekilas pikir “kegoblokan
kolektif” adalah orang-orang goblok yang mengajak orang atau membuat orang lain
menjadi goblok dengan batu (bagaimana menurut Anda)?.
Setidaknya ada tiga dimensi terkait batu cincin ini, yaitu
dimensi seni, ilmu dan syariat. Seni dimaksud adalah keindahan, yang mengerti
batu akan paham ketika sebuah batu cincin memiliki nilai keindahan melalui
warna, serat, pantulan sinar dan kelangkaannya. Dari segi ilmu jangan ditanya,
batu memiliki tingkat kekerasan yang berbeda yang membutuhkan alat tertentu
untuk pengukurannya, batu memiliki struktur yang beragam, jenis yang banyak dan
hal itu tidak banyak orang dengan mudah untuk mengetahuinya. Semakin sebuah
batu dianggap indah dan langka, semakin tinggi harganya. Dari segi syariat,
untuk diketahui bahwa nabi Muhammad SAW juga memakai cincin, dan sebagian ulama
fikih memberi fatwa termasuk Sunnah memakai cincin (asal jangan cincin emas).
Lalu jika Anda tidak menyukai cincin batu, layakkah Anda men-justifikasi aneh orang-orang
yang senang dengan batu cincin?.
Oke. Mari berpindah ke pertanyaan yang lain. Mengapa
Anda memakai cincin batu (akik, mulia atau batu apapun)?. Atau bagi Anda yang
tidak tertarik menggunakannya, pertanyaan berubah menjadi, mengapa orang-orang “gila”
(senang) cincin batu?.
Menurut hemat saya, Anda sah-sah saja untuk mulai menyukai
cincin batu ini, baik itu Anda baru pemula (ikut-ikutan), ataupun Anda
“penggila” batu, yang penting jangan berlebihan, karena segala yang berlebihan
adalah teman syetan. Tidak berlebihan berarti hanya memiliki satu atau dua atau
tiga saja, mengoleksi nya dalam jumlah banyak bukan saja menghabiskan uang
Anda, tapi Anda akan terjebak pada kepuasan tanpa batas dan kesombongan.
Ujung-ujungnya anda menjadi teman syetan.
Dan yang paling penting dari semuanya adalah Anda jangan
percaya pada adanya kekuatan magis atau manfaat apapun dari batu cincin
tersebut. Anda akan terjerumus kedalam syirik, dan hal itu sangat keras
larangannya dalam islam. Luruskan lagi niat anda jika memakai cincin batu. Misalnya
Anda akan terlihat lebih “jantan” jika memakai cincin batu. Terlihat lebih “jantan”
jauh lebih baik daripada terlihat metropolis, bukan?. Atau, dengan memakai
cincin batu, Anda ingin mengikuti Sunnah nabi. Dan bagi saya, cukuplah memakai
cincin batu diniatkan untuk menjadi tambahan saksi atas kebaikan-kebaikan yang
dilakukan. Seperti bersaksinya tanah yang Anda injak ketika Anda melangkah
kemesjid, atau seperti butiran tasbih Anda bersaksi ketika Anda berzikir.
Wallahu a’lam
sumber: ahadiselvana.com